Wednesday, December 24, 2014

Penggunaan Bahasa Indonesia di Daerah Perbatasan

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Indonesia, bahasa kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Pada hakikatnya, Bahasa Indonesia wajib digunakan dan dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, itulah yang akan mencerminkan Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

Banyak masyarakat Indonesia yang berada di daerah terpencil yang tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia ataupun tidak mengerti Bahasa Indonesia sama sekali. Bahkan, mereka justru memahami dan mengerti bahasa bangsa lain. Sebagai contoh kecil rakyat Indonesia yang bertempet tinggal di perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia atau Brunei Darussalam, mereka justru lebih fasih bahkan menggunakan bahasa negara tersebut dari pada menggunakan bahasa kita yaitu bahasa Indonesia.


A. Faktor – Faktor Penyebab Masyarakat Perbatasan(Terpencil) Tidak Mahir Berbahasa Indonesia 

Banyak faktor yang mengakibatkan masyarakat terpencil tidak mengerti bahkan tidak paham Bahasa Indonesia, salah satunya adalah letak geografis dan topografi yang sulit dijangkau oleh akses transportasi dan komunikasi. Hal ini menyebabkan publikasi Bahasa Indonesia yang sangat sulit menjangkau daerah mereka. Hal ini diperparah dengan akses pendidikan yang sangat sulit menembus daerah mereka, yang menyebabkan pendidikan bahasa tidak dapat tersampaikan sama sekali.

Faktor lain yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan masyarakat terpencil tidak mengerti bahkan tidak paham Bahasa Indonesia adalah dalam segi kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan daerah terpencil. Hal ini sungguh disayangkan,karena tanpa kebijakan pemerintah yang langsung menyentuh masyarakat terpencil Indonesia, semua yang diupayakan oleh masyarakat yang peduli pun menjadi sulit.


B. Dampak Ketidakmahiran Berbahasa Indonesia

Ketidakmengertian maupun ketidakpahaman Bahasa Indonesia yang dialami oleh masyarakat terpencil nyatanya memberikan dampak-dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan-perkembangan berbagai bidang di Indonesia. Hal tersebut merupakan implkasi yang jelas-jelas merugikan,baik untuk masyarakat tersebut maupun pemerintah sebagai pelaksana kebijakan.

Bidang yang sangat terasa dari adanya ketidakmengertian maupun ketidakpahaman Bahasa Indonesia adalah dari bidang informasi dan komunikasi. Masyarakat terpencil yang tidak paham ataupun tidak mengerti Bahasa Indonesia akan jauh dari perkembangan isu-isu nasional, seperti pelaksanaan pemilihan umum maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada. Tak jarang kita temukan masyarakat terpencil yang tdak mengetahui siapa presidennya atau siapa gubernurnya. Ini disebabkan publikasi yang hadir tidak dapat dimengerti oleh mereka.

Dalam bidang pendidikan,jika kita memiliki amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia Pasal 33 ayat 1, yang menyatakan bahwa “Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional”. Jika kita kaitkan dengan fakta yang ada,maka akan ada kesulitan pemahaman antara masyarakat terpencil tersebut dengan sistem pendidikan yang diterapkan. Namun solusi dari permasalahan tersebut dipaparkan di ayat selanjutnya,yang menyatakan bahwa, “Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu”

Namun hal ini tidak serta merta menyelesaikan masalah yang ada. Hal yang menjadi persoalan adalah adakah guru yang mampu berbahasa daerah yang dimaksud? Jika ada,apakah kuantitas guru yang ada mencukupi untuk bisa mendidik dan menangani kuantitas murid yang ada di daerah tersebut? Jika kita tinjau kedua pertanyaan itu, maka saat ini belum ada jawaban yang menggembirakan. Sangat sulit kita temukan guru-guru yang bisa berbahasa daerah yang dimaksudkan. Ini diakibatkan sangat jarang putra putri daerah yang dimaksud yang dapat mencapai jenjang pendidikan yang tinggi. Kesulitan pun bertambah dengan buku bacaan  yang menjadi referensi belajar murid hampir seluruhnya berbahasa Indonesia. 

Namun yang sangat ironis adalah banyak masyarakat Indonesia terpencil, khususnya di daerah perbatasan yang lebih mengerti bahasa negara tetangga daripada bahasa negaranya sendiri. banyak masyarakat  Indonesia di perbatasan mengkonversi pemakaian bahasa Indonesia dengan bahasa negara tetangganya. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,karena hakikat bahasa Indonesia sesungguhnya adalah bahasa nasional Indonesia, bahasa kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Jika suatu masyarakat tidak mengerti bahkan tidak mampu menggunakan bahasanya,maka akankah masyarakat itu bangsa akan bahasanya?


C. Pembenahan dan Terobosan yang Perlu Dilakukan di Bidang Pendidikan

Melihat begitu ironisnya Bahasa Indonesia di lingkungan masyarakat terpencil, maka Indonesia perlu melakukan pembenahan-pembenhan dan terobosan yang nyata, konstruktif dan efektif demi tercapainya masyarakat Indonesia yang melek Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan bahasa.

Pembenahan dapat dilakukan dengan program prioritas pendidikan dasar bagi masyarakat terpencil Indonesia. Program ini dapat dijalankan dengan cara mengirimkan guru yang kompeten ke seluruh daerah terpencil yang ada di Indonesia. Namun sebelum diberangkatkan guru-guru tersebut wajib melaksanakan pelatihan dan orientasi terhadap daerah yang akan dituju, misalnya pengenalan bahasa, pengenalan budaya dan pengenalan topografi dearah tersebut.

Namun ada satu kendala yang muncul jika program ini diharuskan untuk guru, yaitu minat guru yang minim jika dia dikirim ke daerah terpencil dan dengan medan serta topografi yang belum terbiasa dia tinggali. Oleh Karena itu, penulis setuju dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh yang bekerja sama dengan TNI untuk mengembangkan pendidikan khususnya di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara-negara tetangga,wilayah konflik dan wilayah jauh tertinggal, dengan catatan program tersebut harus mulai dilaksanakan secara total dan secepatnya serta seluruh daerah – daerah terpencil di Indonesia dapat tersentuh oleh anggota TNI yang ditugaskan tersebut.

Di sisi kurikulum, sistem pendidikan Indonesia sebaiknya mempunyai kurikulum yang khusus untuk pendidikan di daerah terpencil. Ini dikarenakan, menurut penulis kurikulum yang ada saat ini dirasa terlalu gemuk jika disajikan kepada murid – murid di daerah terpencil. Kurikulum khusus ini juga harus menekankan pendidikan bahasa sebagai fokus utama, disamping bidang eksak lainnya,seperti menghitung. Contohnya adalah lebih diintenskannya pengajaran dan pendidikan berbahasa Indonesia setiap minggunya. Hal ini dapat diterapkan dalam sistem pendidikan dasar di daerah tersebut.

Implikasi dari semua itu bermuara pada sisitem evaluasi pendidikan untuk daerah terpencil itu alias Ujian Nasional (UN). Pemerintah seharusnya tidak menyamaratakan sistem evaluasi yang ada seperti sekarang,karena materi pelajaran yang berkembang di daerah perkotaan maupun daerah terpencil lainnya berbeda dalam pelaksanaan pendidikan selama ini. Maka perlu adanya pembenahan dalam sistem evaluasi pendidikan di Indonesia saat ini, yaitu mengalihkan kewenangan pelaksanaan Ujian Nasional kepada pemerintah daerah, yaitu pemerintahan kabupaten. Ini dirasa cukup efektif untuk saat ini karena  perkembangan pendidikan yang nyata hanya diketahui oleh pemerintahan yang lebih sempit, seperti kabupaten. 

4 comments:

Unknown said...

Bagus gan
bisa jadi bahan refrensi berbahasa ini

Geoforce26 said...

tulisannya bermanfaat gan , keep posting :)))

Lade said...

makasih ya artikel nya sangat bermanfaat :)

Unknown said...

sangat bermanfaat, tetap berkarya. indonesia membutuhkan kita

Post a Comment

 
;